Definisi
Risiko menurut AS/NZS 4360:2004 : “the chance of something happening that will
have an impact on objectives”
Definisi
Risiko menurut Enterprise Risk Management - COSO : “Events with a negative
impact represent risks, which can prevent value creation or erode existing
value”
Definisi
Manajemen Risiko menurut AS/NZS 4360: 2004 : The culture, processes, structures
that are directed towards realizing potential opportunities while managing adverse
effectsBerikut ketujuh strategi berikut pertimbangannya, yaitu:
Definisi
Manajemen Risiko menurut Enterprise Risk Management – COSO: A process ,
effected by an entity’s board of directors, management and other personnel,
applied in strategy-setting and across enterprise, designed to identify
potential events that may affect the entity, and manage risk to be within its
risk appetite, to provide reasonable assurance regarding the achievement of
entity objectives (COSO)
Tujuan
Kerangka
manajemen risiko yang dibangun dalam suatu organisasi dimaksudkan untuk
mencapai tujuan yang dibagi dalam 4 kategori, yaitu:
• Strategic; goal tingkat tinggi yang
diarahkan untuk mendukung misi yang dimiliki organisasi.
• Operations; pemanfaatan yang efektif
dan efisien dari sumber-sumber yang tersedia.
• Reporting; dapat diandalkan atau
dipercayanya laporan baik internal maupun eksternal.
• Compliance; ketaatan terhadap
berbagai undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Komponen manajemen risiko terdiri
dari 8 komponen yang saling berhubungan. Komponen ini diambil
dari cara bagaimana manajemen melaksanakan organisasinya dan diintegrasikan
dengan proses manajemen. Kedelapan komponen manajemen risiko ini adalah:
- Internal environment
- Objective setting
- Event identfication
- Risk assessment
- Risk response
- Control activities
- Information and communication
- Monitoring
Internal Environment
• Filosofi manajemen risiko;
seperangkat keyakinan dan perilaku yang dirasakan bersama, yang mencirikan
bagaimana organisasi ini mempertimbangkan risiko dalam segala aspek di
organisasi
• Risk appetite; risiko dalam wawasan
dan tingkatan yang luas di mana organisasi masih dapat menerimanya
• Direksi dan komisaris; struktur,
pengalaman, independensi, dan peran pengawasan yang dimainkan oleh dewan
• Integritas dan nilai-nilai etika;
terutama standar perilaku dan gaya kepemimpinan serta berbagai tindakan yang
secara etika diterima dan berlaku di organisasi
• Komitmen terhadap kompetensi;
pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan
• Struktur organisasi; suatu kerangka
untuk merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan memantau berbagai
aktivitas
• Pembebanan wewenang dan tanggung
jawab; tingkatan di mana setiap individu dan tim diberikan wewenang dan
didorong untuk menggunakan insiatif untuk mengarahkan berbagai isu dan
memecahkan masalah-masalah, sebatas apa yang menjadi tanggung jawabnya
• Standar atau kriteria sumber daya
manusia; praktik-praktik berkenaan dengan rekrutmen, orientasi, pelatihan,
evaluasi, konseling, promosi, kompensasi, dan tindakan –tindakan perbaikan yang
diambil
Objective Setting
• Tujuan ditetapkan di tingkat strategi
dan menjadi dasar untuk menentukan tujuan operasi, pelaporan, dan kepatuhan.
Setiap organisasi menghadapi berbagai macam risiko baik yang berasal dari sumber
internal maupun eksternal.
• Penetapan tujuan merupakan prasyarat
untuk efektifnya proses identifikasi kejadian, penilaian risiko, dan respon
terhadap risiko.
• Tujuan menjadi acuan untuk menentukan
risk appetite organisasi yaitu sebagai batas toleransi risiko bagi organisasi
yang dapat diterima. Sedangkan, risk tolerance adalah tingkat ukuran yang dapat
diterima berkaitan dengan pencapaian tujuan organisasi.
Event Identification
• Manajemen mengidentifikasi kejadian
yang berpotensi terjadi, dan jika memang terjadi akan mempengaruhi entitas dan
menentukan apakah kejadian-kejadian tersebut merupakan peluang atau ancaman
yang mempengaruhi pencapaian tujuan.
• Kejadian-kejadian yang berdampak
negatif merupakan risiko yang mungkin dapat menghambat organisasi mencapai
tujuannya.
• Sementara, kejadian-kejadian yang
memberikan dampak positif merupakan peluang yang harus segera direspon
organisasi untuk memperlancar pencapaian tujuan. Dalam mengidenti-fikasi kejadian,
berbagai faktor baik internal maupun eksternal harus dipertimbangkan.
Risk Assessment
• Penilaian risiko (risk assessment)
memungkinkan suatu entitas mempertimbangkan luasnya kejadian-kejadian potensial
memiliki pengaruh untuk suatu pencapaian tujuan.
• Manajemen menilai kejadian dari 2
(dua) perspektif, yaitu: kemungkinan terjadi (likelihood) dan dampak (impact).
Umumnya, penilaian risiko menggunakan metode kuantitaf atau kualitatif, atau kombinasi
di antara keduanya.
• Dampak dari kejadian potensial harus
diuji, baik secara tersendiri atau kategori, lintas entitas. Risiko dinilai
baik dari hal yang melekat (inherent) dan sisanya (residual ).
• Inherent risk adalah risiko yang
melekat di organisasi sebelum upaya tindakan untuk mengubah kemungkinan dan
dampak risiko.
• Residual risk adalah risiko yang
tetap ada setelah manajemen merespon risiko, misal dengan mengurangi atau
memindahkan risiko.
• Penilaian risiko pertama harus
dilakukan terhadap inherent risk. Setelah respon terhadap risiko dikembangkan,
manajemen kemudian mempertimbangkan residual risk (relatif pada risk appetite
organisasi).
Risk Response
• Setelah risiko dinilai, majajemen
menentukan bagaimana risiko tersebut direspon.
• . Metode yang dipakai dalam menangani
risiko (Flanagan & Norman, 1993):
- · Diterima (Risk Retaining). Strategi ini dilakukan apabila risiko diketahui dimana biaya penanganan lebih besar dari pada risiko itu sendiri dan perusahaan dianggap mampu untuk menangani. Penanganan dengan allowance (kebijakan perusahaan / cabang / divisi / proyek) dengan risk contigency yang layak.
- · Dihindari (Risk Avoidance). Pada strategi ini risiko diketahui dimana impact sangat besar dan luas dan sulit atau tidak dapat dikendalikan.
- · Dibagi (Risk Sharing). Strategi ini dilakukan apabila biaya penanganan risiko dan dampak risiko hampir sama besarnya. Pembagian risiko yang mendistribusikan risiko yang ada ke pihak yang dianggap lebih mampu akan membuat biaya penanganan risiko akan lebih kecil sehingga lebih layak untuk diterima.
- · Dikurangi (Risk Reducing). Strategi ini dilakukan apabila risiko diketahui dimana biaya penanganan risiko masih lebih rendah dari risiko itu sendiri. Tindakan mitigasi lebih diarahkan untuk mengurangi dampak risiko. Caranya dengan pendekatan alternatif seperti mengusulkan perubahan lingkup pekerjaan, perubahan metode, mutu, atau schedulenya. Pada strategi ini, diyakini perusahaan mampu mengendalikan dengan suatu perencanaan yang matang.
- · Diabaikan (Risk Ignoring). Tindakan strategi ini apabila risiko diketahui dimana dampak dan frekuensi risiko kecil atau sangat kecil dimana organisasi dan prosedur yang ada diyakini akan dapat mengeliminir risiko ini.
- · Dipindahkan (Risk Transfer). Strategi ini apabila perusahaan dianggap akan sangat kesulitan dalam mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi baik dampak maupun kemungkinannya. Strategi ini dilakukan dengan cara kontraktual pada klausa kontraknya dan jaminan atau bank garansi serta dengan asuransi.
- · Kombinasi. Strategi ini adalah tindakan yang merupakan gabungan dari dua atau lebih strategi yang terdapat pada item no 1-6. Strategi ini baik dilakukan apabila langkah penanganan tidak membuat kompleksitas proyek berlebihan.
Control Activities
• Kegiatan pengendalian merupakan
kebijakan dan prosedur yang dapat membantu memastikan bahwa respon terhadap
risiko yang dilakukan manajemen dilaksanakan.
• Berapa contoh kegiatan pengendalian,
yaitu:
- Review oleh pimpinan (misal: review
terhadap budget, monitoring tindakan komptetior)
- Fungsi atau aktivitas langsung
manajemen (misal: rekonsiliasi)
- Pemrosesan informasi (misal:
pengendalian operasi sistem, pengendalian atas sistem implementasi, pembuatan
disaster recovery plan)
- Pengendalian fisik (misal: penghitungan
fisik kas, pengamanan langsung)
- Penggunaan indikator kinerja (misal:
analisis dan tindak lanjut penyimpangan dari target atau kinerja yang
direncanakan)
- Pemisahan tugas (misal: pemisahan
wewenang dan tanggung jawab antara petugas yang mengotorisasi rekanan,
membayarkan, dan mencatat transaksi yang berkaitan).
Information and Communication
• Informasi harus cukup dalam
konsistensinya dengan kebutuhan entitas untuk mengidentifikasi, menilai, dan
merespon risiko, dengan tetap dalam risk tolerance-nya.
• Sistem informasi yang digunakan
secara internal, berasal dari dari data dan informasi yang berasal dari sumber
eksternal, menyajikan informasi untuk mengelola risiko dan membuat keputusan
yang informatif berkaitan dengan pencapaian tujuan.
• Pada akhirnya, informasi harus cukup
berkualitas untuk pengambilan keputusan. Kualitas informasi berhubungan dengan:
• Informasi harus sesuai dengan tingkat
kerinciannya benar dan akurat.
• Informasi tepat waktu dan tersedia
setiap saat jika dibutuhkan.
• Informasi selalu baru, mencerminkan
informasi keuangan dan operasional yang paling terkini.
• Informasi harus akurat dan dapat
diandalkan (dipercaya)
• Informasi mudah untuk diakses oleh
siapa pun yang memiliki otorisasi untuk mengakses dan membutuhkan informasi tersebut
Monitoring
• Proses manajemen risiko harus
dimonitor, yaitu dinilai keberadaan dan berfungsi efektifnya untuk setiap
komponen yang ada di dalamnya secara terus menerus.
• Model yang digunakan untuk melakukan
monitoring adalah melalui monitoring kegiatan secara terus menerus, penilaian
terpisah, atau kombinasi di antara keduanya.
• Monitoring secara terus menerus
dilakukan dan melekat dalam aktivitas rutin manajemen.
• Ruang lingkup dan frekuensi penilaian
terpisah tergantung terutama pada hasil penilaian risiko dan efektifitas
prosedur monitoring yang terus menerus.
• Kelemahan atau kekurangan program
manajemen risiko dilaporkan ke atas dan untuk permasalahan yang sangat serius
harus dilaporkan kepada direksi dan komisaris
Penilaian
Kematangan MR
• Memperoleh gambaran sejauh mana
organisasi (auditi) menentukan, menilai, mengelola, dan memantau risiko
• Guna menentukan keandalan daftar dan
profil risiko auditi untuk perencanaan ABR
Digambarkan
dalam 5 tingkat kematangan MR
1.
tahap krusial dalam menentukan apakah
RBIA siap diterapkan dalam audit atas organisasi yaitu mengukur risk maturity :
2.
bertemu dengan para manajer senior dan
kepala unit kerja, untuk mengetahui proses-proses apa saja yang telah dilakukan
dalam rangka meningkatkan membangun manajemen risiko organisasi selama ini.
3.
evaluasi pemahaman organisasi mengenai
risiko dan cara mengelolanya.
4.
kumpulkan berbagai informasi yang
terkait dengan risiko, seperti tujuan organisasi, proses dalam mengukur risiko,
risk appetite yang dianut perusahaan, bagaimana manajemen mempertimbangkan
risiko, dan lainnya.
5.
buat penilaian terhadap keseluruhan
proses dengan menggunakan model ceklist
Referensi
Flanagan, R
& Norman, G.1993,
Risk Management and
Construction. Blackwell Science,
London.
itjen.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/.../Manajemen-Risiko_Ristekdikti.pdf
Luckyland Casino & Hotel - New Hampshire - JTM Hub
BalasHapusGet the 광주광역 출장마사지 best deals on Luckyland Casino 서울특별 출장안마 & Hotel in New Hampshire - including 여주 출장샵 fully refundable rates with free cancellation.Room Windows: Windows Do OpenRooms: The 1590 rooms 고양 출장안마 provide refrigerators Rating: 4.7 과천 출장샵 · 16 reviews
Visit This Link horse dildo,wolf dildo,dildos,dog dildo,sex chair,sex chair,sex chair,dildos,vibrators Discover More Here
BalasHapus