Analisis
dan Pilihan Strategi
1.
Hakikat
Analisis dan Pilihan Strategi
Analisis
dan pemilihan strategi haruslah dijalankan secara hati-hati dan
bertanggungjawab. Karena pemilihan strategi berdasarkan alternative strategi
yang akhirnya akan dieksekusi 1 strategi untuk diterapkan selama proses
implementasi mempertaruhkan segala komitmen dan sumber daya perusahaan dalam
jangka panjang. Agar proses analisis dan pemilihan strategi efektif, maka perlu
diketahui sifat analisis dan pemilihan strategi berikut ini:
·
Sebagai langkah awal untuk menetapkan tujuan
jangka panjang
·
Sebagai proses menghasilkan strategi
alternatif
·
Memilih strategi yang akan dilaksanakan
·
Analisis
strategi dan pilihan strategi mencoba menetapkan macam tindakan alternatif yang
terbaik bagi perusahaan dalam mewujudkan visi dan misinya
Proses menciptakan dan memilih strategi:
·
Ahli strategi tidak pernah mempertimbangkan
semua alternatif layak dapat dipertimbangkan bagi perusahaan, karena jumlah
kemungkinan tindakan tidak terbatas dan cara mengimplementasikan tindakan itu
juga tidak terbatas. Oleh karena itu, serangkaian strategi alternative paling
menarik yng bisa dikelola harus dikembangkan.
·
Mengindentifikasi
dan mengevaluasi strategi alternative hendaknya melibatkan banyak manajer dan
karyawan yang sebelumnya merumuskan pernyataan visi dan misi organisasi,
melakukan audit eksternal, dan melakukan audit internal.
·
Seluruh partisipan dalam analisis dan
pemilihan strategi harus memiliki informasi audit eksternal dan internal
dihadapan mereka.
·
Strategi-strategi alternative yang diajukan
oleh para partisipan harus dipertimbangkan dan didiskusikan dalam satu atau
serangkaian rapat.
2.
Sebuah
Kerangka Perumusan Strategi yang Komprehensif
Proses formulasi strategi meliputi 3 tahap,
yaitu: tahap input (input stage), tahap pencocokan (matching stage), dan tahap
keputusan (decision stage). Dalam
model ini terdapat 9 teknik matriks yang akan menghasilkan 1 strategi yang akan
dieksekusi dalam proses manajemen strategi berikutnya, yaitu implementasi
strategi. Teknik-teknik perumusan strategi tersebut dapat diintegrasikan
kedalam kerangka pengambilan keputusan tiga tahap.
Kerangka
analitis perumusan strategi:
TAHAP 1: TAHAP INPUT
|
||||||
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
(EFE)
|
Matriks Profil Kompetitif (CPM)
|
Matriks Evaluasi Faktor Internal
(IFE)
|
||||
TAHAP 2: TAHAP PENCOCOKAN
|
||||||
Matriks SWOT
|
Matriks
Posisi Strategis dan Evaluasi Tindakan (SPACE)
|
Matriks Boston Consulting Group
(BCG)
|
Matriks Internal-Eksternal (IE)
|
Matriks Strategi Besar
|
||
TAHAP 3: TAHAP KEPUTUSAN
|
||||||
Matriks
Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)
|
||||||
·
Tahap
pertama; Matrik EFE, IFE dan CPM disebut tahap input (tahap ini meringkas
informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi)
·
Tahap
kedua disebut tahap pencocokan, memfokuskan pada menghasilkan strategi
alternatif yang layak dengan memadukan faktor eksternal dan internal. Tahap
kedua ini meliputi; Matriks SWOT, SPACE, BCG, IE, dan strategi besar (grand
strategy)
·
Tahap ketiga, disebut tahap keputusan
menggunakan satu macam teknik, Quantitative Strategic Planing Matrix (QSPM)
a.
Tahap
Input
Merupakan tahap
pertama dari proses formulasi strategi, pada tahap ini dibuat ringkasan
informasi dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan stratego. Pada tahap input
terdapat 3 matriks, yaitu matriks EFE, IFE, dan CPM. Informasi dari ke-3
matriks inilah yang menjadi dasar untuk penyusunan berbagai matriks di tahap
pencocokan dan tahap keputusan.
Strategi perlu
melakukan kuantitif secara subyektif selama tahap awal proses perumusan
strategi. Penilaian intuitif yang baik selalu dibutuhkan untuk menentukan bobot
dan peringkat/rating yang sesuai.
b.
Tahap
Pencocokan
Tahap pencocokan
dari kerangka perumusan strategi terdiri atas lima teknik yang dapat digunakan,
yaitu: Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks BCG, Mtariks IE, dan Matriks
Strategi Besar. Alat-alat ini
bergantung pada informasi yang diperoleh dari tahap input untuk memadukan
peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal.
Mencocokan (matching) factor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal
merupakan kunci untuk menciptakan strategi alternatif yang masuk akal.
5
teknik yang dapat digunakan:
1.
Matriks
SWOT
Adalah
sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para manajer mengembangkan
empat jenis strategi, yaitu:
·
Strategi SO (strengths-Opportunities)
Memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk
memanfaatkan peluang eksternal. Posisi ini merupakan posisi yang diharapkan
oleh perusahaan, dimana kekuatan internal yang dimiliki perusahaan dapat
digunakan untuk memanfaatkan peluang eksternal.
·
Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)
Bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluang eksternal. Apabila perusahaan memiliki peluang eksternal
kunci tetapi disatu sisi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghambatnya
untu mengeksploitasi peluang tersebut. Salah satu alternative
strategi WO adalah merekrut dan melatih staf dengan kemampuan teknis yang
dibutuhkan.
·
Strategi ST (Strengths-Threats)
Menggunakan kekuatan untuk menghindari atau mengurangi
dampak ancaman eksternal.
·
Strategi WT (Weaknesses-Threats)
Merupakan
taktik defensive yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta
menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi yang menghadapi berbagai
ancaman eksternal dan kelemahan internal benar-benar dalam posisi yang
membahayakan. Dalam kenyataan, perusahaan semacam itu mungkin harus berjuang
untuk bertahan hidup, melakukan merger, penciutan, menyatakan diri bangkrut,
atau memilih likuidasi.
Matriks
SWOT
Strengths – S
List Strengths |
Weaknesses – W
List Weaknesses
|
|
Opportunities – O
List Opportunities
|
SO
Strategies
Use strengths to take advantage of opportunities |
WO
Strategies
Overcoming weaknesses by taking advantage of opportunities |
Threats – T
List Threats
|
ST
Strategies
Use strengths to avoid
threats
|
WT Strategies
Minimize weaknesses and
avoid threats
|
2.
Matriks
SPACE
Dalam
matriks SPACE ini beberapa variable yang ada dalam matriks EFE, IFE, dan CPM
perlu dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam dimensi yang ada dalam matriks
SPACE ini. Dimensi yang terdapat dalam matriks ini adalah:
·
Dimensi internal: kekuatan financial
(financial strength-FS) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage-CA)
·
Dimensi eksternal: stabilitas lingkungan
(environmental stability-ES) dan kekuatan industry (industry strength-IS).
Factor
SPACE
Posisi
Strategis Internal
|
Posisi
Strategis Eksternal
|
Kekuatan Finansial (FS)
|
Stabilitas Lingkungan (ES)
|
Pengembalian atas investasi
|
Perubahan Teknologi
|
Pengungkit
|
Tingkat Inflasi
|
Likuiditas
|
Variabilitas Permintaan
|
Modal Kerja
|
Rentang harga produk saingan
|
Arus Kas
|
Hambatan masuk ke pasar
|
Perputaran Persediaan
|
Tekanan kompetitif
|
Laba per saham
|
Kemudahan keluar dari pasar
|
Rasio harga/laba
|
Elastisitas harga permintaan
|
Risiko bisnis
|
|
Keunggulan Kompetitif (CA)
|
Kekuatan Industri (IS)
|
Pangsa pasar
|
Potensi pertumbuhan
|
Kualitas produk
|
Potensi laba
|
Siklus hidup produk
|
Stabilitas keuangan
|
Loyalitas konsumen
|
Trik-trik teknologis
|
Penggunaan kapasitas persaingan
|
Utilisasi sumber daya
|
Trik-trik teknologis
|
Kemudahan masuk ke pasar
|
Kendali atas pemasok dan distributor
|
Priduktivitas, penggunaan kapasitas
|
Dengan
menggunakan 4 unsur tersebut maka matriks SPACE dapat menghasilkan 4 posisi
dalam kuadran yang akan dapat diterapkan beberapa alternative strategi sesuai
dengan karakteristik masing-masing kuadran. Posisi tersebut adalah:
· Agresif:
ü Memanfaatkan
peluang
ü Mengatasi
kelemahan
ü Menghindari
ancaman
ü Strategi:
intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk), integrasi
(kedepan, kebelakang, horizontal), diversifikasi (konsentris, horizontal, konglomerasi)
· Konservatif:
ü Berusaha
mempertahankan kompetensi inti
ü Tidak
mau ambil risiko yang berlebihan
ü Strategi:
Intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk), diversifikasi
konsentris
· Defensive:
ü Fokus
pada perbaikan kelemahan
ü Menghindar
ancaman
ü Strategi:
devensive (penghematan, divestasi, likuidasi), diversifikasi konsentris
· Kompetitif:
ü Potensi
industri masih cukup menjanjikan
ü Lingkungan
relative kurang stabil
ü Strategi:
Intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk), integrasi
(kedepan, kebelakang, horizontal), Joint Venture
3.
Matriks
BCG
Teknik analisis ini berwujud matriks yang
mencerminkan kajian “heterogen product” pada matriks ini diketengahkan berbagai
“keputusan diagnostik” yang mengisyaratkan bahwa suatu perusahaan bias
mengalokasikan sumber dayanya pada berbagai produk dan atau jasa yang
produktif.
Matriks BCG secara grafis menggambarkan
perbedaan antardivisi dalam hal posisi pangsa pasar relatif dan tingkat
pertumbuhan industri. Matriks BCG memungkinkan sebuah organisasi
multidivisional mengelola portofolio bisnisnya dengan cara mengamati posisi
pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri dari setiap divisi
relatif terhadap semua divisi lain di dalam organisasi. Posisi pangsa pasar
relatif didefinisikan sebagai rasio pangsa pasar (atau pendapatan) suatu divisi
di sebuah industry tertentu terhadap pangsa pasar (atau pendapatan) yang
dimiliki oleh perusahaan pesaing terbesar di industry tersebut.
Pangsa pasar suatu produk jasa relative
besar dan sedang menanjak secara pesat. Umumnya cenderung menghasilkan
profitabilitas yang tinggi dan berada pada tingkat persaingan yang stabil.
Sebaliknya bila suatu produk perusahaan mengalami pertumbuhan pasar dan lamban,
upaya peningkatkan pangsa pasarnya memerlukan biaya besar. Dalam kondisi ini
BCG menganjurkan agar dana tunai yang didistribusikan untuk kegiatan usaha
disesuaikan dengan pengembangan pangsa pasarnya.
Matriks
BCG
Posisi Pangsa Pasar Relatif
|
||
Tinggi Sedang Rendah
1,0 0,50 0,0
|
||
Tinggi +20
Sedang 0
Rendah -20
|
Bintang
II
|
Tanda Tanya
I
|
Sapi Perah Kas
III
|
Anjing
IV
|
Penjelasan
ilustrasi matriks BCG:
o
Bintang menggambarkan
kondisi perusahaan yang pasarnya melesat, disamping itu pangsa pasarnya juga
besar, sehingga perusahaan mudah memperoleh dana tunai. keadaan ini memudahkan
perusahaan yang berada pada posisi bintang mempunyai kemungkinan terbaik untuk
mengembangkan investasinya.
o
Sapi perahan
menggambarkan perusahaan mengalami pertumbuhan pasar yang rendah, tetapi
mempunyai pangsa pasar tinggi. Kondisi
ini masi memungkinkan rendah nya biaya dan laba yang tidak maksimal.
Implikasinya, biaya investasi ulang juga rendah bahkan visa tidak ada., dengan
demikian bisa dikatakan ptidak ekspansi)
o
Anjing
merupakan kondisi
perusahaan yang pertumbuhan produk dan pasarnya rendah dan memiliki pangsa pasar yang juga rendah. Keadaan demikian
mengakibatkan laba perusahaan kecil. Untuk mempertahankna eksistensinya,
perusahaan perlu tambahan dana. Upaya meminimalkan risiko lain dengan cara
perusahaan dilikuidasi.
o
Tanda
tanya mencerminkan kondisi
perusahaan yang pangsa pasar produknya menanjak pesat tetapi mempunyai pangsa
pasar rendah. Keadaan seperti ini sangat buruk. Kebutuhan dana tunainya tinggi
tetapi pendapatannya rendah. Dalam kondisi pertumbuhan tinggi seperti ini,
pangsa pasar akan lebih mudah ditingkatkan jika ada dana tunai dibandingkan
dalam keadaan anjing, karenanya akan dapat berubah mencapai bintang. Kalau
strategi ini dilaksanakan, maka dalam jangka pendek akan terjadi aliran kas
keluar (cash out), dalam rangka pelunasan pangsa pasar. Harapannya, tentu
dikemudian hari terjadi hal yang sebaliknya- aliran kas masuk (cash in). Jika
rekayasa/ mengubah usaha seperti itu gagal, sebagian aktivitas bisnisnya
hendaknya ditinggalkan. Dari apa yang telah dibahas, bisa ditengahkan bahwa
analisis BCG bertujuan mengembangkan keseimbangan antara berbagai portofolio produk.
Posisi bintang dan sapi perahan diharapkan akan mencapai omset penjualan yang
besar. Sedang
posisi tanda tanya relatif hanya sedikit dan posisi anjing sangat sedikit.
4. Matriks
IE
Matriks internal eksternal (IE) menempatkan berbagai
divisi dari suatu organisasi dalam sembilan sel.
Persamaan Matriks IE dan BCG adalah:
o
Keduanya
menempatkan berbagai divisi dari organisasi di dalam diagram skematis
o
Ukuran
dari setiap lingkaran menggambarkan presentase kontribusi penjualan dari setiap
divisi
o
Potongan
kue mengungkapkan presentase kontribusi laba dari setiap divisi
Perbedaan Matriks IE
dan BCG:
·
Perbedaan
sumbu
·
Matriks
IE membutuhkan dana lebih banyak informasi mengenai divisi daripada matriks BCG
·
Implikasi
strategi dari setiap matriks berbeda
Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci:
o
Total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu
X
o
Total nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu
Y
Dari total nilai yang dibobotkan dari setiap
divisi, dapat disusun matriks IE pada tingkat korporasi. Pada sumbu X matriks
IE, total nilai IFE yang dibobot dari 1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi
internal yang lemah, nilai 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang, sedangkan nilai 3,0
sampai 4,0 dianggap kuat. Demikian pula dengan sumbu Y, total nilai EFE yang
dibobot dari 1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah, nilai 2,0
sampai 2,99 dianggap sedang, sedangkan nilai 3,0 sampai 4,0 dianggap kuat.
Matriks IE dapat dibagi menjadi 3 bagian
utama yang mempunyai dampak yang berbeda:
o
Divisi yang masuk dalam sel I, II, IV dapat
disebut tumbuh dan membangun. Strategi insentif (penetrasi pasar, pengembangan
pasar atau pengembangan produk) atau integrative (integrasi ke belakang,
integrasi ke depan, integrasi horizontal) mungkin paling tepat untuk divisi
tersebut.
o
Divisi
yang masuk dalam sel III, V, VII, paling baik dikelola dengan strategi
perthankan dan pelihara. Strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk
merupakan dua strategi yang umum untuk jenis-jenis divisi ini.
o
Divisi
yang masuk sel VI, VIII, atau IX, paling baik dikelola dengan strategi panen
atau divestasi. Organisasi-organisasi yang sukses adalah yang berhasil mencapai
portofolio bisnis di atau sekitar sel I dalam matriks IE
5.
Matriks
Strategi Besar
Matriks
strategi besar didasarkan atas dua dimensi penilaian: posisi persaingan dan
pertumbuhan pasar.
Langkah-langkah
membuat matriks strategi besar:
1. melakukan
analisa SWOT
2. Setiap
baris dari analisa diberikan bobot sesuai dengan kepentingannya
(contoh:beberapa ancaman dapat menjadi pemecah kontrak, tetapi ketika kenyataan,
kita tidak harus kuatir).
3. menggambar
garis silang yang sama rata. Dalam
sumbu Y akan menggambarkan kelemahan dan kekuatan sedangkan sumbu X
menggambarkan kelemahan dan ancaman. Rata-rata W dan S gambar sebuah garis
melalui sumbu Y dan lakukan hal yang sama pada O dan T gambar garis sepanjang
sumbu X. Kuadran yang terdapat perpotongan garis akan memberikan petunjuk jenis
strategi yang harus diambil.
Strategi yang sesuai untuk sebuah organisasi dituangkan
dalm urutan daya tarik di masing-masing kuadran matrik
ü
Kuadran
1: posisi strategik yang bagus, konsentrasi pada pasar atau industri saat ini,
ambil risiko secara agresif jika perlu, strategi: intensif, integrasi,
diversifikasi konsentris
ü
Kuadran
2: evaluasi kondisi saat ini, perbaiki daya saing, strategi: intensif,
integrasi horizontal, divestasi, likuidasi
ü
Kuadran
3: bersaing pada industri yang pertumbuhan lemah, posisi kompetitif lemah,
perlu perubahan drastic secara cepat, pengurangan cost dan asset, strategi:
defensive, diversifikasi
ü Kuadran
4: posisi kompetitif kuat, pertumbuhan industri lambat, cash flow kuat,
strategi: diversifikasi, JV
c.
Tahap
Keputusan
Analisa
dan keputusan menyediakan dasar untuk membuat keputusan-keputusan perumusan
strategi. Teknik mencocokkan yang baru saja dibahas mengungkapkan
strategi-strategi alternative yang dapat dijalankan. Banyak diantara strategi ini kemungkinan diusulkan oleh
para manajer dan karyawan yang berpartisipasi di dalam kegiatan analisis dan
pemilihan strategi. Setiap strategi tambahan yang dihasilkan oleh analisis
pencocokan dapat dibahas dan ditambahkan pada pilihan-pilihan strategi
alternatif yang dapat dijalankan.
Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)
Merupakan teknik analitis dalam literatur yang dirancang
untuk menentukan daya tarik relatif dari berbagai tindakan alternatif.
Teknik ini secara objektif menunjukkan strategi mana yang
terbaik. QSPM menggunakan analisis input dari tahap 1 dan hasil pencocokan dari
analisis tahap 2 untuk secara objektif menentukan strategi yang hendak dijalankan
di antara strategi-strategi alternatif.
Langkah-langkah pengembangan QSPM:
1. Buatlah daftar berbagai peluang/ancaman eksternal dan
keuatan/kelemahan internal utama di kolom kiri QSPM
2. Berilah bobot pada setiap faktor eksternal dan internal
utama tersebut
3. Cermatilah matriks-matriks tahap 2 (pencocokan), dan
mengidentifikasi berbagai strategi alternatif yang harus dipertimbangkan untuk
diterapkan oleh organisasi
4. Tentukan skor daya tarik (AS)
5. Hitunglah skor daya tarik total
6. Hitunglah jumlah keseluruhan daya tarik total
Keistimewaan QSPM:
ü Rangkaian-rangkaian
strateginya dapat diamati secara berurutan atau bersamaan.
ü Mendorong
para penyusun strategi untuk memasukkan faktor-faktor eksternal dan internal
yang relevan ke dalam proses keputusan.
Keterbatasan
QSPM:
ü QSPM
selalu membutuhkan penilaian intuitif dan asumsi yang berdasar.
ü QSPM
hanya akan baik dan bermanfaat sepanjang informasi prasyarat dan analisis
pencocokan yang menjadi dasarnya.
3.
Aspek-aspek
Budaya dari Pemilihan Strategi
Budaya mencakup serangkaian nilai, keyakinan,
sikap, kebiasaan, norma, kepribadian, dan pemujaan bersama yang menggambarkan
sebuah perusahaan.Budaya adalah cara unik suatu organisasi menjalankan bisnis.
Jika strategi perusahaan didukung oleh
produk-produk budaya seperti nilai, keyakinan, ritus, ritual, upacara, kisah, simbol,
bahasa, dan pemujaan, manajer akan mampu menerapkan berbagai perubahan dengan
cepat dan mudah.
4.
Politik
Pemilihan Strategi
Taktik
yang dapat digunakan oleh para politisi selama berabad-abad dapat membantu
perencana strategi:
·
Ekuifinalitas:
Sering memungkinkan hasil yang serupa
dapat dicapai dengan menggunakan cara atau jalur yang berbeda.
·
Memuaskan:
Mencapai hasil yang memuaskan dengan
strategi yang dapat diterima adalah jauh lebih baik daripada gagal mencapai
hasil yang optimal dengan menggunakan strategi yang tidak popular.
·
Generalisasi:
Menggeser focus dari masalah-masalah
spesifik ke masalah-masalah yang lebih umum mungkin meningkatkan
pilihan-pilihan para perencana strategi untuk memperoleh komitmen organisasi.
·
Focus pada Isu-isu yang Lebih Tinggi:
Mengangkat masalah ke tingkat yang
lebih tinggi,banyak kepentingan jangka pendek dapat ditunda demi kepentingan
jangka panjang.
·
Menyediakan Akses Politis pada Isu-isu yang
Penting:
Keputusan-keputusan strategi dan
kebijakan dengan akibat-akibat negative yang signifikan untuk para manajer
menengah akan memotivasi perilaku intervensi dari mereka.
5.
Isu-isu
Tata Kelola
Menurut kamus Webster, direktur adalah
seseorang yang diberi kepercayaan untuk memberi pengarahan bagi keseluruhan
tata kelola perusahaan. Dewan direksi atau dewan direktur adalah sekelompok
individu yang dipilih oleh pemilik suatu perusahaan untuk mengawasi dan memandu
manajemen serta yang memperjuangkan kepentingan para pemegang saham. Tindak pengawasan
dan pengarahan ini disebut sebagai tata kelola.
1. Pengendalian
dan pengawasan atas manajemen
a.
Memilih Direktur Eksekutif
b.
Mengesahkan tim CEO
c.
Menyediakan forum bagi CEO
d.
Memastikan kompetensi manajerial
e.
Mengevaluasi kinerja manajemen
f. Menetapkan tingkat gaji manajemen,termasuk
tunjangan-tunjangan karyawan
g. Menjamin integritas manajerial melalui audit yang
terus-menerus
h. Mendiagramkan alur perusahaan
i. Menyusun dan merevisi kebijakan yang akan diterapkan
manajemen
2. Kepatuhan pada Aturan Hukum
a. Terus memantau hukum-hukum baru
b. Memastikan keseluruhan organisasi memenuhi aturan hukum
c.
Membuat aturan tambahan dan resolusi yang
terakhir
d.
Memilih direktur baru
e.
Menyetujui anggaran modal
f.
Mengesahkan pinjaman,penerbitan saham
baru,obligasi,dan seterusnya.
3. Pertimbangan
kepentingan pemegang saham
a. Memonitor
kualitas produk
b. Memfasilitasi pergerakan ke atas dalam hal kualitas hidup
kerja karyawan
c. Meninjau kebijakan dan praktik perburuhan
d. Memperbaiki iklim konsumen
e. Menjaga hubungan komunitas di tingkat tertinggi
f.
Memanfaatkan
pengaruh pada pemerintahan,asosiasi profesional,dan koneksi di bidang
pendidikan
g. Menjaga citra publik yang baik
4. Penghargaan terhadap hak-hak pemegang saham
a. Mempertahankan ekuitas pemegang saham
b. Menstimulasi pertumbuhan perusahaan sehingga perusahaan
akan bertahan dan berkembang
c. Berjuang melawan dilusi ekuitas
d. Memastikan perwakilan pemegang saham yang adil
e. Memberikan informasi kepada pemegang saham melalui
surat,laporan,dan rapat
f.
Membagikan
dividen secara memadai
g. Menjamin kelangsungan hidup perusahaan
Referensi